Desain
Sistem Rumah Cerdas berbasis
Topologi
Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network
ABSTRACT
Dalam perancangan
sistem ini, saya mendapat ide bahwa sistem rumah cerdas berdasarkan ada dua
pendekatan. Pendekatan pertama adalah arsitektur bertopologi mesh dan yang
kedua adalah protokol Wireless Sensor Network (WSN). Sistem ini memiliki dua
lingkungan kerja,yaitu indoor dan outdoor. Lingkungan indoor menggunakan sistem
WSN, sedangkan lingkungan luar menggunakan sistem internet-cloud. Sistem kerja
sistem ini dikenal sebagai Internet-of-Things (IoT). Lingkungan indoor dan
outdoor akan terhubung satu sama lain dengan menggunakan suatu arus penghubung.
Sistem WSN dibentuk dari komponen-komponen WSN yang menggunakan topologi mesh.
Setiap komponen dari WSN dirancang untuk mengimplementasikan protokol data
efisien yang diusulkan. Untuk lingkungan outdoor, sistem internet-cloud yang
ada adalah infrastruktur utama. Dengan demikian, sistem rumah cerdas ini dapat
dipantau dan dikendalikan dari ponsel , kapan pun dan di mana pun, selama akses
mobile data masih tersedia Untuk evaluasi sistem, beberapa tes telah dilakukan
untuk mendapatkan profil sistem.
I.
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
MASALAH
Memang
masih dalam tahap perancangan penggunaan rumah berdasarkan sistem cerdas ini
,sistem informasi berbasis internet merupakan konsep dari Internet-of-Things.
Berbagai penelitian dalam topik ini telah di sebarluaskan, mulai dari physical
layer hingga application layer. Kondisi ini mendorong agar perkembangan yang
menggunakan sistem ini dapat berkembang pesat.
Sebelumnya sudah ada
peneliti juga yang membuat sistem ini yakni tentang Smart Home yang berjudul
“Pembangunan Electrical Control System Berbasis Smartphone Android dengan
media internet”(Implementasi sistem Smart Home). Sangat berbeda sekali
tujuannya dengan Topik Basis sistem ini yang memuat tentang “Desain
Sistem Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor
Network” tujuannya saja sudah berbeda saya akan menjelasakan sedikit
review tentang basis sistem yang berbasis Smartphone Android
dengan media internet, dalam basis ini peneliti dapat mampu membangun sistem
control dengan alat elektronik Smartphone Android dengan menggunakan
Microcontroller ATMega328P-PU sebagai pengendali utama dan juga Ethernet
Shield,sebagai penghubung data ke web service yang menyimpan intruksi meyalakan
dan memadamkan peralatan listrik. Begitulah review metode sistem Smart Home ini
sangat berbeda sekali dengan Topik Sistem “Desain Sistem Rumah Cerdas berbasis
Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network” dimana beberapa
penelitian tentang integrasi light-weight OS dalam Wireless Sensor Network
(WSN) telah banyak dipublikasikan. Selain pendekatan berbasis light-weight OS,
beberapa protokol data telah diusulkan untuk memecahkan masalah IoT terkait,
yaitu konsumsi daya yang efisien, sistem konfigurasi yang mudah, dan sistem
yang aman. Sebagai contoh,solusi lain adalah topologi jaringan mesh, terutama
untuk aplikasi rumah cerdas yang heterogen ini. Topologi jaringan mesh memiliki
fleksibilitas yang lebih besar terhadap gangguan dan memungkinkan beragam jalur
untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya, area kajian IoT tidak hanya terfokus pada
WSN, tetapi koneksi ke internet-cloud merupakan hal yang perlu dikaji juga.
Sebuah
perangkat yang
berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan luar (internet-cloud) dengan
lingkungan dalam (WSN) memiliki peran penting. Karena, jembatan ini memiliki
tanggung jawab untuk mengkonversi protokol data dan menyimpan data-data
penting. Sebagai contoh, publikasi mengusulkan penggunaan mesin database MySQL
untuk penyimpanan datanya. Dengan menggunakan sistem database yang ini,
manajemen informasi akan mudah dilakukan. Selain itu, jika kita bisa memilih
sistem database yang low-cost (open-source dan light-weight), maka akan menjadi
pilihan yang lebih baik. Dalam publikasi ini, kami mencoba untuk melengkapi
konsep desain rumah cerdas dengan mendesain platform yang efisien dan mudah
dikonfigurasi untuk sistem rumah cerdas. Hal ini didasarkan pada optimalisasi
protokol data dan arsitektur WSN .Sementara itu, konfigurabilitas didasarkan
pada desain arsitektur topologi mesh dan program perangkat lunak yang
ditanamkan. Terkait dengan WSN, kita menggunakan tiga jenis koneksi, yaitu
ZigBee, bluetooth, dan WiFi. Setiap jenis koneksi bisa menjadi pelengkap satu
sama lain, sehingga kelemahan dari masing-masing koneksi dapat dihilangkan.
Untuk sistem databasing, kami menggunakan sistem SQLite karena low-cost dan
ringan untuk diimplementasikan. Dalam sistem databasing ini, kita menyimpan
setiap informasi penting tentang status perangkat yang terhubung.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya,beberapa rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara saling terkoneksi perangkat control ponsel atau
Komunikasi bluetoothdilakukan dengan cara mengirimkan data
dari smart-phone ke WSN host melaluibluetooth?
2. Bagaimana
cara user bisa memonitor setiap perangkat di rumah yang terhubung ke sistem
WSN, pengguna smart-phone atau gadget perlu terhubung ke internet-cloud ?
3. Bagaimna
pemecahan masalah pada sistem Topologi jaringan mesh terhadap gangguan dan
memungkinkan beragam jalur untuk mencapai tujuannya?
4. Bagaimana
cara pembagian memori dalam sistem rumah cerdas berbasis topologi Mesh dan
protokol Wirless Network?
5. Bagaimana Uji
komunikasi bluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data
dari smart-phone ke WSN host melalui bluetooth?
6. Bagaimana
pengontrolan dapat di lakukan dengan menggunakan jaringan WiFi?
II.RINGKASAN
JURNAL
Publikasi ini disusun
dalam beberapa bagian. Bagian pertama adalah pengenalan tentang latar belakang
penelitian dan beberapa penelitian yang terkait. Bagian kedua adalah tentang
arsitektur sistem yang diusulkan. Bagian ketiga adalah tentang evaluasi
eksperimen dan analisis yang terkait. Lalu, diikuti oleh kesimpulan dan rencana
riset lanjut. Bagian terakhir dari publikasi ini adalah referensi.
A. Desain arsitektur
sistem
Dalam konsep rumah
cerdas yang diusulkan, lingkungan sistem dibagi menjadi dua
(outdoor dan indoor), yaitu sistem
berbasis internet-cloud dan Wireless Sensor Network(WSN). Kedua
lingkungan tersebut saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan
jembatan access point, sehingga koneksi indoor-outdoor ini dapat
dipandang sebagai konsep Internet-of-Things (IoT). Pada dasarnya,
visi kami untuk konsep rumah cerdas ini tidak hanya menghubungkan perangkat ke
internet tetapi juga membangun lingkungan cerdas.
Lingkungan indoor akan dibentuk dari sistem Wireless Sensor
Network (WSN) berdasarkan protokol tertentu yang akan dibahas kemudian.
Sementara itu, lingkungan luar akan menggunakan
skema internet-cloud yang ada.
B. Lingkungan kerja
Lingkungan indoor memiliki
empat bagian utama berdasarkan fungsinya: access point, WSN host,
WSN nodes, dan WSN end-points. Access Point (AP)
bertanggung jawab untuk menghubungkan sistem internet
di outdoor dengan sistem WSN indoor. Oleh karena itu, AP akan
mendistribusikan alamat Internet Protocol (IP) untuk perangkat yang
seharusnya terhubung ke internet (misalnya smart- phone, WSN host).
WSN hostbertanggung jawab untuk menjadi koordinator WSN. Ini adalah pusat
kendali WSN. Sehingga dia harus bisa memahami semua protokol yang terhubung.
Selain itu, WSN hostharus tahu semua info (nomor identifikasi, status,
konfigurasi, dll) dari semua perangkat yang terhubung (WSN nodes dan
WSN end-devices). Sebaliknya, WSN nodes memiliki tanggung jawab
yang paling sederhana dalam sistem WSN. Dia hanya perlu meneruskan setiap data
yang diterima tanpa repot-repot tahu di mana alamat tujuan berakhir. Dengan
skema rancangan ini, kita dapat menambahkan node sebanyak yang kita
butuhkan tanpa khawatir tentang pengalamatan. Untuk perangkat WSN end-
point, desain ini terkait dengan aplikasi. Mereka harus dipantau dan diperbarui
secara berkala ke dalam sistemdatabase pada WSN host. Karena,
dari database ini, user dapat mengakses semua informasi dan memantau
status dari semua perangkat. Dalam sistem WSN, kita menggunakan tiga
protokol komunikasi, yaitu ZigBee, bluetooth, dan IEEE 802.11b (WiFi).
Masing-masing protokol tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
Menggabungkan ketiganya bersama ke dalam satu sistem dapat menghilangkan
kelemahan yang ada. Perbandingan dari ketiga protokol dapat dilihat pada Tabel
1. ZigBee memiliki poin positif pada kesederhanaan struktur data dan jangkauan,
tetapi lemah pada data-rate. Oleh karena itu, ZigBee cocok sebagai back-bone
koneksi perangkat nodes dan end-point yang hanya memerlukan tingkat data dan
konsumsi daya yang rendah, namun digunakan secara terus-menerus. Sementara itu,
koneksi bluetooth memiliki poin yang kuat pada data-rate dan kompatibilitas
untuk terhubung ke smart-phone. Oleh karena itu, bluetooth cocok digunakan
untuk aplikasi smart-phone yang membutuhkan data-rate rendah atau menengah.
Terakhir, WiFi memiliki poin yang kuat pada tingkat komunikasi dengan data-rate
yang tinggi dan kompatibilitas untuk terhubung ke smart-phone. Oleh karena itu,
WiFi cocok untuk penggunaan aplikasi smart-phone yang perlu data rate tinggi
(misalnya video streaming). Koneksi WiFi juga dapat membangun komunikasi antara
WSN dengan internet-cloud. Oleh karena itu, sistem WSN bisa mendapatkan alamat
IP yang akan dikelola oleh access point bridge untuk tujuan pengendalian luar
ruangan (outdoor).
Tabel 1. Perbandingan ZigBee, Bluetooth dan WiFi [7]
Fitur
|
ZigBee
Bluetooth
|
IEEE
802.11B
|
Kompleksi- tas
|
Simpel
Kompleks
|
Sangat
Kompleks
|
Jangkauan
Data rate
|
300 m
10 m
250 Kbps
1 Mbps
|
100 m
11 Mbps
|
III.TINJAUAN
PUSTAKA
Sistem
Desain Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network
adalah sistem aplikasi yang merupakan gabungan antara teknologi dan pelayanan
yang di khususkan pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan
untuk meningkatkan efesiensi,kenyamanan dan keamanan penghuninnya. Sistem rumah
cerdas biasanya terdiri dari perangkat control ponsel
atau Komunikasibluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data
dari smart-phone ke WSN host melaluibluetooth. dan
menggunakan suatu arus penghubung, Sistem WSN dibentuk dari komponen-komponen
WSN yang menggunakan topologi mesh beberapa perangkat atau peralatan rumah yang
dapat di akses melalui sebuah komputer.
Sistem Desain Rumah
Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network dengan
berbagai fasilitasnya,akan memberikan keamanan dan kenyaman dari
rumah dan orang-orang yang tinggal di dalamnya,karena dapat memudahkan
pekerjaan agar menjadi lebih cepat,efektif maka dari itu saya menciptakan rumah
yang berbasis arsitektur bertopologi mesh dan yang kedua adalah protokol
Wireless Sensor Network (WSN).
IV.PEMBAHASAN
Bab
ini akan menjelaskan untuk saling terkoneksi pada arsitektur utama dalam
WSN,pertama-tama kita memilih topologi mesh, karena memiliki keunggulan dalam
scalability. Jika kita ingin memperluas WSN, kita hanya perlu menambahkan nodes
atau perangkat end-points di area yang terjangkau nodes atau end-points lainnya.
Selain itu, topologi mesh memiliki performa dan kehandalan yang terbaik
dibandingkan topologi star atau tree. Kelebihan penggunaan teknologi topologi
mesh di dalam sistem WSN ini adalah fleksibilitas yang tinggi, karena dengan
hanya menambahkan node, maka dia akan menemukan node atau point yang terdekat
dan membentuk rute yang sesuai sistem menjadi robust, karena jika salah satu
node atau point tidak bisa digunakan, maka rute
alternatif akan langsung dibentuk peluasan area jangkauan bisa dilakukan dengan
menggunakan devais yang diletakkan di antara jalur yang sudah ada setiap node
atau point akan berkomunikasi dengan node atau point yang dekat saja, sehingga
meminimalkan interferensi komunikasi kehadiran jalur alternatif akan menambah
alternatif utilitas devais, berbeda dngan topologi tree yang akan mengalami
kemacetan jika jumlah sub-nodes bertambah. Lingkungan outdoor dirancang untuk
tujuan mobilitas, sehingga user bisa memonitor setiap perangkat di rumah yang
terhubung ke sistem WSN, kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, pengguna
smart-phone atau gadget perlu terhubung ke internet-cloud. Access point bridge
akan mengelola setiap perangkat pada sistem WSN yang seharusnya terhubung ke
internet-cloud, dengan alamat IP tertentu. Dengan skema ini, user dapat
memantau dan mengontrol perangkat apapun di dalam sistem rumah cerdas yang
terhubung dengan sistem, kapan saja dan di mana saja.
1. Protokol data
Dalam sistem WSN ini,
kami menggunakan desain protokol data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2,
seperti yang telah diusulkan dalam penelitian kami sebelumnya, padapaper.
Dengan protokol data ini, kita dapat merancang sebuah paket data yang efisien
untuk setiap aplikasi. Informasi data yang tersedia seperti jenis informasi,
kontinuitas data, hingga panjang data payload tercakup di dalamnya.
Metode pengemasan informasi ini berdampak pada konsumsi daya. Besar efisiensi
penggunaan daya bergantung pada pemanfaatan karakter informasi yang dapat
direpresentasikan dengan 1-byte packet-init.
Tabel 2. Desain protokol data.
Header
|
Adress
Paket
Data
Int
Payload
|
Cheksum
|
3-byte
|
2-byte
1-byte
n-byte
|
1-byte
|
2.
Sistem databasing
Sistem databasing dirancang
dengan menggunakan sistem SQLite. SQLite dipilih karenalow-cost dan mudah
untuk diimplementasikan ke dalam sistem rumah cerdas. Untuk bisa
mengimplementasikan data ke SQLite, kita perlu mendefinisikan alamat perangkat
dalam register SQLite. Pengalamatan register mengambil referensi dari kerja
riset kami sebelumnya untuk diterapkan dalam penelitian ini. Pengalamatan
register perangkat disajikan pada Tabel 3 dan diimplementasikan dalam sistem
SQLite dengan menggunakan pemrograman Python. Penerapan pada sistem SQLite
menggunakan beberapa informasi, yaitu nomor utama, nomor identifikasi perangkat
yang sebenarnya, status perangkat, dan tanggal pengolahan, dan waktu
pemrosesan. Dengan menggunakan format ini, kita hanya perlu untuk
mendefinisikan nama perangkat, identifikasi, dan definisi status.
Tabel 3. Register pengalamatan perangkat
Kategori
End –Points
Temperatur
Monitor
Kelembaban
Lain-lain
|
Alamat
n-Byte
0x01
2
0x02
2
..-0x3F
.......
|
Lampu
Switch
Gorden
Kontrol
IrDA
VLC
Lain-lain
|
0x30
1
0x31
1
0x32
2
0x33
78
0x34
32
........
|
Keypad
Kombinasi
Kunci
Lain-lain
|
0xC0
2
0xC1
1
..-0xFF
........
|
3. Evaluasi dan
analisis
Dalam rangka melakukan
evaluasi eksperimental, kita perlu mendefinisikan lokasi tes. mengilustrasikan
posisi host dan delapan lokasi tes di ruangan laboratorium kami (Laboratorium
IC Design, ITB). Lokasi-1 terletak di ruangan yang sama dengan WSN host dan
hanya dipisahkan dengan dua bilik kecil. Lokasi-2 dan lokasi-3 terletak di
ruangan yang berbeda dengan WSN host dan hanya dipisahkan oleh dinding dan
pintu. lokasi-4, lokasi-5, lokasi-6, dan lokasi-7 terletak di berbagai
ruangan berbeda dengan tempat sebelumnya, di mana mereka dipisahkan oleh satu
ruangan besar dari WSN host. Terakhir, lokasi-8 terletak di sebuah ruangan
yang dipisahkan oleh dua kamar besar dari WSN host. Untuk evaluasi ini,
kita menggunakan XBee 900HP (ZigBee) sebagai perangkat komunikasi pengirim dan
penerima. Receiver ini ditempatkan di lokasi-1 hingga lokasi-8 sesuai
ilustrasi. Sebagai pemancar data atau WSN host, kami menggunakanRaspberry
Pi yang dikonfigurasi bersama dengan XBee 900HP (ZigBee).
4. Analisis RSSI pada
sinyal WSN
Eksperimen pertama
adalah mengenai pengukuran Received Signal Strength Indicator (RSSI) yang
dilakukan untuk protokol WSN (ZigBee) dengan berbagai tingkat kekuatan
transmisi dan lokasi. Tujuan dari evaluasi RSSI ini adalah untuk melihat
kekuatan sinyal WSN untuk menghadapi berbagai macam tantangan posisi, hambatan,
dan gangguan pada medium transmisi.menyajikan data hasil pengukuran RSSI untuk
beberapa daya transmisi yang berbeda. Daya terendah (lowest) adalah 5mW
(+7dBm), daya rendah (low) adalah 32mW (+15dBm), daya menengah (medium) adalah
63mW (+18dBm), daya tinggi (high) adalah 125mW (+21dBm), dan daya terkuat
(highest) adalah 250mW (+24dBm).
G. Data
throughput pada lingkungan WSN
Data
throughput adalah jumlah data yang dapat diterima dan diproses dengan
sempurna oleh penerima. Tujuan dari evaluasi data throughput ini
adalah untuk melihat kemampuan kecepatan penerimaan data
pada node dan end-devices yang berada dalam sistem WSN.
Untuk evaluasi ini, kita menggunakan mikroprosesor STM32L1 dan XBee 900HP
(ZigBee) sebagai titik akhir perangkat penerima. Receiver ini
ditempatkan di lokasi-1. Sebagai pemancar, kami menggunakan Raspberry Pi yang dikonfigurasi
dengan XBee 900HP (ZigBee) sebagai WSN host. Pemancar ini ditempatkan
di lokasi host. Oleh karena itu, penerima dan pemancar dipisahkan sejauh
5m. Transmitter diprogram untuk mengirim karakter terus menerus,
sementara penerima diprogram untuk menerima dan menghitung data yang diterima.
Untuk setiap detik, mikroprosesor STM32L1 akan mengirimkan hasil penghitungan
pada LCD untuk tujuan display. Hasil tes data throughput yang
ini disajikan pada sebagai grafik tunggal. Pada grafik tersebut, kita bisa
melihat bahwa jumlah baudrateakan mempengaruhi kinerja
hasil throughput. Hal ini logis diterima, karena dengan
kinerjabaudrate yang lebih tinggi, sampling data yang diterima
akan lebih tinggi juga. Nilai tertinggi dari uji throughput bisa
mencapai hampir 45000 bit/detik. Selain itu, terlihat bahwa dengan
pilihan baudrate 115200, hasil data throughput tidak
signifikan terhadap pilihanbaudrate 57600. Artinya, untuk pilihan
aplikasi low power, baudrate 57600 bisa menjadi pilihan yang
optimal.
H.
Komunikasi bluetooth
Uji
komunikasi bluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data
dari smart-phone ke WSN host melalui bluetooth. Tujuan
dari evaluasi ini adalah untuk melihat fungsionalitas
komunikasi smartphone dengan sistem WSN.menunjukkan bahwa ketika kita
mengirim empat karakter dari smart-phone, maka WSN host akan
menerima setiap karakter tunggal (per-byte) secara independen dalam waktu yang berbeda,
sehingga menyimpannya satu-per-satu.
Hasil evaluasi ini
menunjukkan bahwa program rumah cerdas kami pada smart-phone bisa
bekerja dengan baik dan membangun koneksi bluetooth dengan
modulbluetooth di WSN host. Ini adalah tes penting untuk memastikan
bahwa user dapat mengirim perintah melalui nirkabel dari ponsel
pintar ke WSN host. Selain itu, eksperimen ini menunjukkan bahwa format
protokol yang dibuat telah berhasil diimplementasikan dengan baik.
I. Tes kombinasi
komunikasi pada WSN
Untuk melakukan tes
kombinasi komunikasi ini, kami menggunakan fungsi saklar dan relay. Kami
merancang tes dengan menggunakan lampu LED dan monitor LCD sebagai perangkat
WSN endpoints. Kami mengendalikan mereka menggunakan sebuah aplikasi
pada smart-phone. Aplikasi smartphone ini terhubung ke
WSN host melalui protokol dan jalur komunikasi bluetooth. Ketika
perintah dipilih, smart-phone akan mengirim mereka ke
WSN host melalui bluetooth. Kemudian, data yang diterima di
WSNhost diproses dan dikirim ke WSN end-points dengan
menggunakan protokol dan jalur komunikasi ZigBee.
Dalam skenario ini, ada
konversi protokol data yang diolah oleh WSN host. Selanjutnya, data yang
dikirimkan dari WSN host melalui ZigBee akan diterima oleh
perangkat end-points dan diterjemahkan menjadi representasi perintah
fisik. Lampu LED merespon dengan menyala berwarna merah, sedangkan monitor LCD merespon dengan menyala
dan menampilkan display seperti yang ditunjukkan pada proses tes
eksperimen ini menunjukkan bahwa sistem dan protokol data yang diusulkan dapat
bekerja dengan baik.
V.KESIMPULAN
Dalam penelitian ini,
saya mendapat ide desain sistem rumah cerdas yang berbasis protokol data WSN
yang efisien dan arsitektur sistem indoor bertopologi mesh.
Dalam konsep rumah cerdas ini, lingkungan sistem dibagi menjadi dua lingkungan
utama, indoordan outdoor. Lingkungan outdoor menggunakan
sistem berbasis internet-cloud, sementara lingkungan dalam menggunakan
sistem WSN. Kedua sistem ini saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan
jalur access point. Komponen WSN saling terhubung satu sama lain pada
topologi mesh untuk memberikan arsitektur scalable. Untuk
pelaksanaan databasing, sistem database SQLite dipilih
karena low-cost dan mudah dikonfigurasi.Sehinga memudahkan user untuk
melakukan aktifitas baik sedang di luar maupun di dalam rumah dan dengan cara
menciptakan suatu sistem rumah cerdas ini akan membuat sistem rumah cerdas akan
memaksimalkan kemampunya untuk si pemakai (user).
DAFTAR
FUSTAKA :
[1]
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
[2] T.
Adiono, Challenges and opportunities in designing internet of things,
“Proc. of Int. Conf. on Information Technology, Computer and Electrical
Engineering”, November 2014, pp.11-12.
[3] H.
Pensas, H. Raula, and J. Vanhala, Energy efficient sensor network with
service discovery for smart home environments, “Proc. of Int. Conf. on
Sensor Technologies and Application”,
[4] C.
Zhang, M. Zhang, Y. Su, and W. Wang, Smart home design based on ZigBee
wireless sensor network, “Proc. of Int. ICST Conference on Communications and Networking in
China”, August 2012, pp.463-466.
[5] A balanced security protocol of
wireless sensor network for smart home, “Proc. of Int. Conf. on Signal Processing”, October
2014, pp.23242327.
[6] M.Y.
Fathany and T. Adiono, Wireless protocol design for smart home on mesh
wireless sensor network, “Int. Symp. on Intelligent Signal Processing and Communication System”,
Bali, November 2015.
[7] S.
Sankaranarayanan and A.T. Wan, ABASH – android based smart home monitoring using
wireless sensors, “Proc. of
IEEE Conf. on Clean Energy and Technology”, November 2013, pp.494499.
[8] V.
Abinayaa and A. Jayan, Case study on comparison of wireless technologies in
industrial applications, “Int. J. of Scientific and Research Publications”, Vol. 4, Issue 2,
February 2014.