Sabtu, 08 Oktober 2016

REVIEW JURNAL

Desain Sistem Rumah Cerdas berbasis
Topologi Mesh dan Protokol  Wireless Sensor Network
                
ABSTRACT
Dalam perancangan sistem ini, saya mendapat ide bahwa sistem rumah cerdas berdasarkan ada dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah arsitektur bertopologi mesh dan yang kedua adalah protokol Wireless Sensor Network (WSN). Sistem ini memiliki dua lingkungan kerja,yaitu indoor dan outdoor. Lingkungan indoor menggunakan sistem WSN, sedangkan lingkungan luar menggunakan sistem internet-cloud. Sistem kerja sistem ini dikenal sebagai Internet-of-Things (IoT). Lingkungan indoor dan outdoor akan terhubung satu sama lain dengan menggunakan suatu arus penghubung. Sistem WSN dibentuk dari komponen-komponen WSN yang menggunakan topologi mesh. Setiap komponen dari WSN dirancang untuk mengimplementasikan protokol data efisien yang diusulkan. Untuk lingkungan outdoor, sistem internet-cloud yang ada adalah infrastruktur utama. Dengan demikian, sistem rumah cerdas ini dapat dipantau dan dikendalikan dari ponsel , kapan pun dan di mana pun, selama akses mobile data masih tersedia Untuk evaluasi sistem, beberapa tes telah dilakukan untuk mendapatkan profil sistem.

 I. PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
          
       Memang masih dalam tahap perancangan penggunaan rumah berdasarkan sistem cerdas ini ,sistem informasi berbasis internet merupakan konsep dari Internet-of-Things. Berbagai penelitian dalam topik ini telah di sebarluaskan, mulai dari physical layer hingga application layer. Kondisi ini mendorong agar perkembangan yang menggunakan sistem ini dapat berkembang pesat.
Sebelumnya sudah ada peneliti juga yang membuat sistem ini yakni tentang Smart Home yang berjudul “Pembangunan Electrical Control  System Berbasis Smartphone Android dengan media internet”(Implementasi sistem Smart Home). Sangat berbeda sekali tujuannya dengan Topik Basis sistem ini yang memuat tentang  “Desain Sistem Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network” tujuannya saja sudah berbeda saya akan menjelasakan sedikit  review tentang  basis sistem yang  berbasis Smartphone Android dengan media internet, dalam basis ini peneliti dapat mampu membangun sistem control dengan alat elektronik Smartphone Android dengan menggunakan Microcontroller ATMega328P-PU sebagai pengendali utama dan juga Ethernet Shield,sebagai penghubung data ke web service yang menyimpan intruksi meyalakan dan memadamkan peralatan listrik. Begitulah review metode sistem Smart Home ini sangat berbeda sekali dengan Topik Sistem “Desain Sistem Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network” dimana beberapa penelitian tentang integrasi light-weight OS dalam Wireless Sensor Network (WSN) telah banyak dipublikasikan. Selain pendekatan berbasis light-weight OS, beberapa protokol data telah diusulkan untuk memecahkan masalah IoT terkait, yaitu konsumsi daya yang efisien, sistem konfigurasi yang mudah, dan sistem yang aman. Sebagai contoh,solusi lain adalah topologi jaringan mesh, terutama untuk aplikasi rumah cerdas yang heterogen ini. Topologi jaringan mesh memiliki fleksibilitas yang lebih besar terhadap gangguan dan memungkinkan beragam jalur untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya, area kajian IoT tidak hanya terfokus pada WSN, tetapi koneksi ke internet-cloud merupakan hal yang perlu dikaji juga. Sebuah   
perangkat yang berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan luar (internet-cloud) dengan lingkungan dalam (WSN) memiliki peran penting. Karena, jembatan ini memiliki tanggung jawab untuk mengkonversi protokol data dan menyimpan data-data penting. Sebagai contoh, publikasi mengusulkan penggunaan mesin database MySQL untuk penyimpanan datanya. Dengan menggunakan sistem database yang ini, manajemen informasi akan mudah dilakukan. Selain itu, jika kita bisa memilih sistem database yang low-cost (open-source dan light-weight), maka akan menjadi pilihan yang lebih baik. Dalam publikasi ini, kami mencoba untuk melengkapi konsep desain rumah cerdas dengan mendesain platform yang efisien dan mudah dikonfigurasi untuk sistem rumah cerdas. Hal ini didasarkan pada optimalisasi protokol data dan arsitektur WSN .Sementara itu, konfigurabilitas didasarkan pada desain arsitektur topologi mesh dan program perangkat lunak yang ditanamkan. Terkait dengan WSN, kita menggunakan tiga jenis koneksi, yaitu ZigBee, bluetooth, dan WiFi. Setiap jenis koneksi bisa menjadi pelengkap satu sama lain, sehingga kelemahan dari masing-masing koneksi dapat dihilangkan. Untuk sistem databasing, kami menggunakan sistem SQLite karena low-cost dan ringan untuk diimplementasikan. Dalam sistem databasing ini, kita menyimpan setiap informasi penting tentang status perangkat yang terhubung.

B.RUMUSAN MASALAH

            Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya,beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara saling terkoneksi perangkat control ponsel atau Komunikasi bluetoothdilakukan dengan cara mengirimkan data dari smart-phone ke WSN host melaluibluetooth?
2.      Bagaimana cara user bisa memonitor setiap perangkat di rumah yang terhubung ke sistem WSN, pengguna smart-phone atau gadget perlu terhubung ke internet-cloud ?
3.      Bagaimna pemecahan masalah pada sistem Topologi jaringan mesh terhadap gangguan dan memungkinkan beragam jalur untuk mencapai tujuannya?
4.      Bagaimana cara pembagian memori dalam sistem rumah cerdas berbasis topologi Mesh dan protokol Wirless Network?
5.      Bagaimana Uji komunikasi bluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data dari smart-phone ke WSN host melalui bluetooth?
6.      Bagaimana pengontrolan dapat di lakukan dengan menggunakan jaringan WiFi?


II.RINGKASAN JURNAL

Publikasi ini disusun dalam beberapa bagian. Bagian pertama adalah pengenalan tentang latar belakang penelitian dan beberapa penelitian yang terkait. Bagian kedua adalah tentang arsitektur sistem yang diusulkan. Bagian ketiga adalah tentang evaluasi eksperimen dan analisis yang terkait. Lalu, diikuti oleh kesimpulan dan rencana riset lanjut. Bagian terakhir dari publikasi ini adalah referensi.

A. Desain arsitektur sistem

Dalam konsep rumah cerdas yang diusulkan, lingkungan sistem dibagi menjadi dua (outdoor dan indoor), yaitu sistem berbasis internet-cloud dan Wireless Sensor Network(WSN). Kedua lingkungan tersebut saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan jembatan access point, sehingga koneksi indoor-outdoor ini dapat dipandang sebagai konsep Internet-of-Things (IoT). Pada dasarnya, visi kami untuk konsep rumah cerdas ini tidak hanya menghubungkan perangkat ke internet tetapi juga membangun lingkungan cerdas. Lingkungan indoor akan dibentuk dari sistem Wireless Sensor Network (WSN) berdasarkan protokol tertentu yang akan dibahas kemudian. Sementara itu, lingkungan luar akan menggunakan skema internet-cloud yang ada.

B. Lingkungan kerja

Lingkungan indoor memiliki empat bagian utama berdasarkan fungsinya: access point, WSN host, WSN nodes, dan WSN end-points. Access Point (AP) bertanggung jawab untuk menghubungkan sistem internet di outdoor dengan sistem WSN indoor. Oleh karena itu, AP akan mendistribusikan alamat Internet Protocol (IP) untuk perangkat yang seharusnya terhubung ke internet (misalnya smart- phone, WSN host). WSN hostbertanggung jawab untuk menjadi koordinator WSN. Ini adalah pusat kendali WSN. Sehingga dia harus bisa memahami semua protokol yang terhubung. Selain itu, WSN hostharus tahu semua info (nomor identifikasi, status, konfigurasi, dll) dari semua perangkat yang terhubung (WSN nodes dan WSN end-devices). Sebaliknya, WSN nodes memiliki tanggung jawab yang paling sederhana dalam sistem WSN. Dia hanya perlu meneruskan setiap data yang diterima tanpa repot-repot tahu di mana alamat tujuan berakhir. Dengan skema rancangan ini, kita dapat menambahkan node sebanyak yang kita butuhkan tanpa khawatir tentang pengalamatan. Untuk perangkat WSN end- point, desain ini terkait dengan aplikasi. Mereka harus dipantau dan diperbarui secara berkala ke dalam sistemdatabase pada WSN host. Karena, dari database ini, user dapat mengakses semua informasi dan memantau status dari semua perangkat. Dalam sistem WSN, kita menggunakan tiga protokol komunikasi, yaitu ZigBee, bluetooth, dan IEEE 802.11b (WiFi). Masing-masing protokol tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Menggabungkan ketiganya bersama ke dalam satu sistem dapat menghilangkan kelemahan yang ada. Perbandingan dari ketiga protokol dapat dilihat pada Tabel 1. ZigBee memiliki poin positif pada kesederhanaan struktur data dan jangkauan, tetapi lemah pada data-rate. Oleh karena itu, ZigBee cocok sebagai back-bone koneksi perangkat nodes dan end-point yang hanya memerlukan tingkat data dan konsumsi daya yang rendah, namun digunakan secara terus-menerus. Sementara itu, koneksi bluetooth memiliki poin yang kuat pada data-rate dan kompatibilitas untuk terhubung ke smart-phone. Oleh karena itu, bluetooth cocok digunakan untuk aplikasi smart-phone yang membutuhkan data-rate rendah atau menengah. Terakhir, WiFi memiliki poin yang kuat pada tingkat komunikasi dengan data-rate yang tinggi dan kompatibilitas untuk terhubung ke smart-phone. Oleh karena itu, WiFi cocok untuk penggunaan aplikasi smart-phone yang perlu data rate tinggi (misalnya video streaming). Koneksi WiFi juga dapat membangun komunikasi antara WSN dengan internet-cloud. Oleh karena itu, sistem WSN bisa mendapatkan alamat IP yang akan dikelola oleh access point bridge untuk tujuan pengendalian luar ruangan (outdoor).

Tabel 1. Perbandingan ZigBee, Bluetooth dan WiFi [7]
Fitur
ZigBee               Bluetooth
IEEE
802.11B
Kompleksi- tas
Simpel               Kompleks
 Sangat
Kompleks
Jangkauan
Data rate
300 m                10 m
250 Kbps          1 Mbps
 100 m
11 Mbps

III.TINJAUAN PUSTAKA         

Sistem Desain Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network adalah sistem aplikasi yang merupakan gabungan antara teknologi dan pelayanan yang di khususkan pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi,kenyamanan dan keamanan penghuninnya. Sistem rumah cerdas biasanya terdiri dari perangkat control ponsel atau Komunikasibluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data dari smart-phone ke WSN host melaluibluetooth. dan menggunakan suatu arus penghubung, Sistem WSN dibentuk dari komponen-komponen WSN yang menggunakan topologi mesh beberapa perangkat atau peralatan rumah yang dapat di akses melalui sebuah komputer.
Sistem Desain Rumah Cerdas berbasis Topologi Mesh dan Protokol Wireless Sensor Network dengan berbagai fasilitasnya,akan memberikan keamanan dan kenyaman dari rumah dan orang-orang yang tinggal di dalamnya,karena dapat memudahkan pekerjaan agar menjadi lebih cepat,efektif maka dari itu saya menciptakan rumah yang berbasis arsitektur bertopologi mesh dan yang kedua adalah protokol Wireless Sensor Network (WSN).



 IV.PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan untuk saling terkoneksi pada arsitektur utama dalam WSN,pertama-tama kita memilih topologi mesh, karena memiliki keunggulan dalam scalability. Jika kita ingin memperluas WSN, kita hanya perlu menambahkan nodes atau perangkat end-points di area yang terjangkau nodes atau end-points lainnya. Selain itu, topologi mesh memiliki performa dan kehandalan yang terbaik dibandingkan topologi star atau tree. Kelebihan penggunaan teknologi topologi mesh di dalam sistem WSN ini adalah fleksibilitas yang tinggi, karena dengan hanya menambahkan node, maka dia akan menemukan node atau point yang terdekat dan membentuk rute yang sesuai sistem menjadi robust, karena jika salah satu node atau point tidak bisa digunakan, maka rute alternatif akan langsung dibentuk peluasan area jangkauan bisa dilakukan dengan menggunakan devais yang diletakkan di antara jalur yang sudah ada setiap node atau point akan berkomunikasi dengan node atau point yang dekat saja, sehingga meminimalkan interferensi komunikasi kehadiran jalur alternatif akan menambah alternatif utilitas devais, berbeda dngan topologi tree yang akan mengalami kemacetan jika jumlah sub-nodes bertambah. Lingkungan outdoor dirancang untuk tujuan mobilitas, sehingga user bisa memonitor setiap perangkat di rumah yang terhubung ke sistem WSN, kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, pengguna smart-phone atau gadget perlu terhubung ke internet-cloud. Access point bridge akan mengelola setiap perangkat pada sistem WSN yang seharusnya terhubung ke internet-cloud, dengan alamat IP tertentu. Dengan skema ini, user dapat memantau dan mengontrol perangkat apapun di dalam sistem rumah cerdas yang terhubung dengan sistem, kapan saja dan di mana saja.

1. Protokol data
Dalam sistem WSN ini, kami menggunakan desain protokol data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, seperti yang telah diusulkan dalam penelitian kami sebelumnya, padapaper. Dengan protokol data ini, kita dapat merancang sebuah paket data yang efisien untuk setiap aplikasi. Informasi data yang tersedia seperti jenis informasi, kontinuitas data, hingga panjang data payload tercakup di dalamnya. Metode pengemasan informasi ini berdampak pada konsumsi daya. Besar efisiensi penggunaan daya bergantung pada pemanfaatan karakter informasi yang dapat direpresentasikan dengan 1-byte packet-init.

Tabel 2. Desain protokol data.
Header
Adress             Paket                Data
                        Int                    Payload
Cheksum
3-byte
2-byte           1-byte                 n-byte
1-byte



2. Sistem databasing

Sistem databasing dirancang dengan menggunakan sistem SQLite. SQLite dipilih karenalow-cost dan mudah untuk diimplementasikan ke dalam sistem rumah cerdas. Untuk bisa mengimplementasikan data ke SQLite, kita perlu mendefinisikan alamat perangkat dalam register SQLite. Pengalamatan register mengambil referensi dari kerja riset kami sebelumnya untuk diterapkan dalam penelitian ini. Pengalamatan register perangkat disajikan pada Tabel 3 dan diimplementasikan dalam sistem SQLite dengan menggunakan pemrograman Python. Penerapan pada sistem SQLite menggunakan beberapa informasi, yaitu nomor utama, nomor identifikasi perangkat yang sebenarnya, status perangkat, dan tanggal pengolahan, dan waktu pemrosesan. Dengan menggunakan format ini, kita hanya perlu untuk mendefinisikan nama perangkat, identifikasi, dan definisi status.
Tabel 3. Register pengalamatan perangkat
Kategori                               End –Points
                                               Temperatur
Monitor                                  Kelembaban
                                               Lain-lain
 Alamat                                    n-Byte
  0x01                                           2
  0x02                                           2
..-0x3F                                       .......
                                               Lampu
                                               Switch
                                               Gorden
Kontrol                                   IrDA
                                               VLC
                                               Lain-lain
 0x30                                            1
 0x31                                            1
 0x32                                            2
 0x33                                           78
 0x34                                           32
                                                  ........
                                             Keypad
Kombinasi                                Kunci
                                                   Lain-lain
 0xC0                                           2
 0xC1                                           1
..-0xFF                                       ........


3. Evaluasi dan analisis

Dalam rangka melakukan evaluasi eksperimental, kita perlu mendefinisikan lokasi tes. mengilustrasikan posisi host dan delapan lokasi tes di ruangan laboratorium kami (Laboratorium IC Design, ITB). Lokasi-1 terletak di ruangan yang sama dengan WSN host dan hanya dipisahkan dengan dua bilik kecil. Lokasi-2 dan lokasi-3 terletak di ruangan yang berbeda dengan WSN host dan hanya dipisahkan oleh dinding dan pintu. lokasi-4, lokasi-5, lokasi-6, dan lokasi-7 terletak di berbagai ruangan berbeda dengan tempat sebelumnya, di mana mereka dipisahkan oleh satu ruangan besar dari WSN host. Terakhir, lokasi-8 terletak di sebuah ruangan yang dipisahkan oleh dua kamar besar dari WSN host. Untuk evaluasi ini, kita menggunakan XBee 900HP (ZigBee) sebagai perangkat komunikasi pengirim dan penerima. Receiver ini ditempatkan di lokasi-1 hingga lokasi-8 sesuai ilustrasi. Sebagai pemancar data atau WSN host, kami menggunakanRaspberry Pi yang dikonfigurasi bersama dengan XBee 900HP (ZigBee).


4. Analisis RSSI pada sinyal WSN

Eksperimen pertama adalah mengenai pengukuran Received Signal Strength Indicator (RSSI) yang dilakukan untuk protokol WSN (ZigBee) dengan berbagai tingkat kekuatan transmisi dan lokasi. Tujuan dari evaluasi RSSI ini adalah untuk melihat kekuatan sinyal WSN untuk menghadapi berbagai macam tantangan posisi, hambatan, dan gangguan pada medium transmisi.menyajikan data hasil pengukuran RSSI untuk beberapa daya transmisi yang berbeda. Daya terendah (lowest) adalah 5mW (+7dBm), daya rendah (low) adalah 32mW (+15dBm), daya menengah (medium) adalah 63mW (+18dBm), daya tinggi (high) adalah 125mW (+21dBm), dan daya terkuat (highest) adalah 250mW (+24dBm).

G. Data throughput pada lingkungan WSN

Data throughput adalah jumlah data yang dapat diterima dan diproses dengan sempurna oleh penerima. Tujuan dari evaluasi data throughput ini adalah untuk melihat kemampuan kecepatan penerimaan data pada node dan end-devices yang berada dalam sistem WSN. Untuk evaluasi ini, kita menggunakan mikroprosesor STM32L1 dan XBee 900HP (ZigBee) sebagai titik akhir perangkat penerima. Receiver ini ditempatkan di lokasi-1. Sebagai pemancar, kami menggunakan Raspberry Pi yang dikonfigurasi dengan XBee 900HP (ZigBee) sebagai WSN host. Pemancar ini ditempatkan di lokasi host. Oleh karena itu, penerima dan pemancar dipisahkan sejauh 5m. Transmitter diprogram untuk mengirim karakter terus menerus, sementara penerima diprogram untuk menerima dan menghitung data yang diterima. Untuk setiap detik, mikroprosesor STM32L1 akan mengirimkan hasil penghitungan pada LCD untuk tujuan display. Hasil tes data throughput yang ini disajikan pada sebagai grafik tunggal. Pada grafik tersebut, kita bisa melihat bahwa jumlah baudrateakan mempengaruhi kinerja hasil throughput. Hal ini logis diterima, karena dengan kinerjabaudrate yang lebih tinggi, sampling data yang diterima akan lebih tinggi juga. Nilai tertinggi dari uji throughput bisa mencapai hampir 45000 bit/detik. Selain itu, terlihat bahwa dengan pilihan baudrate 115200, hasil data throughput tidak signifikan terhadap pilihanbaudrate 57600. Artinya, untuk pilihan aplikasi low power, baudrate 57600 bisa menjadi pilihan yang optimal.

H. Komunikasi bluetooth

Uji komunikasi bluetooth dilakukan dengan cara mengirimkan data dari smart-phone ke WSN host melalui bluetooth. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat fungsionalitas komunikasi smartphone dengan sistem WSN.menunjukkan bahwa ketika kita mengirim empat karakter dari smart-phone, maka WSN host akan menerima setiap karakter tunggal (per-byte) secara independen dalam waktu yang berbeda, sehingga menyimpannya satu-per-satu.

Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa program rumah cerdas kami pada smart-phone bisa bekerja dengan baik dan membangun koneksi bluetooth dengan modulbluetooth di WSN host. Ini adalah tes penting untuk memastikan bahwa user dapat mengirim perintah melalui nirkabel dari ponsel pintar ke WSN host. Selain itu, eksperimen ini menunjukkan bahwa format protokol yang dibuat telah berhasil diimplementasikan dengan baik.

I. Tes kombinasi komunikasi pada WSN

Untuk melakukan tes kombinasi komunikasi ini, kami menggunakan fungsi saklar dan relay. Kami merancang tes dengan menggunakan lampu LED dan monitor LCD sebagai perangkat WSN endpoints. Kami mengendalikan mereka menggunakan sebuah aplikasi pada smart-phone. Aplikasi smartphone ini terhubung ke WSN host melalui protokol dan jalur komunikasi bluetooth. Ketika perintah dipilih, smart-phone akan mengirim mereka ke WSN host melalui bluetooth. Kemudian, data yang diterima di WSNhost diproses dan dikirim ke WSN end-points dengan menggunakan protokol dan jalur komunikasi ZigBee.
Dalam skenario ini, ada konversi protokol data yang diolah oleh WSN host. Selanjutnya, data yang dikirimkan dari WSN host melalui ZigBee akan diterima oleh perangkat end-points dan diterjemahkan menjadi representasi perintah fisik. Lampu LED merespon dengan menyala berwarna merah, sedangkan monitor LCD merespon dengan menyala dan menampilkan display seperti yang ditunjukkan pada proses tes eksperimen ini menunjukkan bahwa sistem dan protokol data yang diusulkan dapat bekerja dengan baik.

V.KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, saya mendapat ide desain sistem rumah cerdas yang berbasis protokol data WSN yang efisien dan arsitektur sistem indoor bertopologi mesh. Dalam konsep rumah cerdas ini, lingkungan sistem dibagi menjadi dua lingkungan utama, indoordan outdoor. Lingkungan outdoor menggunakan sistem berbasis internet-cloud, sementara lingkungan dalam menggunakan sistem WSN. Kedua sistem ini saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan jalur access point. Komponen WSN saling terhubung satu sama lain pada topologi mesh untuk memberikan arsitektur scalable. Untuk pelaksanaan databasing, sistem database SQLite dipilih karena low-cost dan mudah dikonfigurasi.Sehinga memudahkan user untuk melakukan aktifitas baik sedang di luar maupun di dalam rumah dan dengan cara menciptakan suatu sistem rumah cerdas ini akan membuat sistem rumah cerdas akan memaksimalkan kemampunya untuk si pemakai (user).










DAFTAR FUSTAKA :

[1] http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
[2] T. Adiono, Challenges and opportunities in designing internet of things, “Proc. of Int. Conf. on Information Technology, Computer and Electrical Engineering”, November 2014, pp.11-12.
[3] H. Pensas, H. Raula, and J. Vanhala, Energy efficient sensor network with service discovery for smart home environments, “Proc. of Int. Conf. on Sensor Technologies and Application”,
[4] C. Zhang, M. Zhang, Y. Su, and W. Wang, Smart home design based on ZigBee wireless sensor network, “Proc. of Int. ICST Conference on Communications and Networking in China”, August 2012, pp.463-466.
[5] A balanced security protocol of wireless sensor network for smart home, “Proc. of Int. Conf. on Signal Processing”, October 2014, pp.23242327.
[6] M.Y. Fathany and T. Adiono, Wireless protocol design for smart home on mesh wireless sensor network, “Int. Symp. on Intelligent Signal Processing and Communication System”, Bali, November 2015.
[7] S. Sankaranarayanan and A.T. Wan, ABASH – android based smart home monitoring using wireless sensors, “Proc. of IEEE Conf. on Clean Energy and Technology”, November 2013, pp.494499.
[8] V. Abinayaa and A. Jayan, Case study on comparison of wireless technologies in industrial applications, “Int. J. of Scientific and Research Publications”, Vol. 4, Issue 2, February 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar